"Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan memperbaharui kekuatannya; mereka akan naik terbang dengan sayap seperti rajawali; mereka akan berlari dan tidak menjadi lesu, mereka akan berjalan dan tidak menjadi lesu."
وَالَّذِيْنَ يَجْتَنِبُوْنَ كَبٰۤىِٕرَ الْاِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَاِذَا مَا غَضِبُوْا هُمْ يَغْفِرُوْنَ ۚ
Hasan juga sering melaksanakan ibadah haji dengan berjalan kaki, tidak mengendarai untanya. Ketika kebiasaannya ini ditanyakan, ia menjawab, “Setelah mati nanti, saya merasa malu jika bertemu dengan Allah, sedangkan saya belum pernah mengunjungi rumahNya dengan berjalan kaki.”
فَزَيْـنَبٌ وَبَعْـدَهَـا رُقَـيَّهْ * وَأُمُّ كُـلْـثُـومٍ زَكَـتْ رَضِيَّهْ
Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi get more info yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Berikut ini gambar ayat Wahyu 2:two untuk anda,
“Tidakkah kalian mendengar kalimat yang viral di antara kalian bahwa Rasulullah berkata tentang saudaraku dan aku: “keduanya adalah pemuka dari pemuda ahli surga”?
Nama Hasan, yang secara harfiah berarti "yang baik" atau "yang indah", mencerminkan keistimewaan dan kebaikan hati yang dimiliki oleh Hasan bin Ali.
Kita juga harus ingat bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Aku telah bertarung dalam pertarungan yang baik; aku telah mengakhiri pertandingan; aku telah memelihara iman.
tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang a melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa b yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
Refleksi: Petrus memerintahkan kita untuk menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada Tuhan, dengan mendasarkan perintah ini pada kepedulian Tuhan kepada kita. Ayat ini meyakinkan kita bahwa kekhawatiran kita bukanlah hal yang sepele bagi Tuhan, yang sangat peduli dengan kesejahteraan kita.
Refleksi: Ayat ini mengingatkan kita bahwa ketekunan dalam kebaikan adalah prinsip ilahi. Jaminan akan panen atas jerih payah kita mendorong kita untuk mempertahankan usaha kita, bahkan ketika usaha tersebut tampak tidak membuahkan hasil, dengan percaya pada waktu Tuhan.
Menggali potensi diri dan mengejar kesuksesan dengan mempraktikkan manfaat kebaikan dan menerapkan motto kehidupan inspiratif.
"Sebab aku menganggap, bahwa penderitaan yang sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."